Author
Wulan Eldasari(1), Raden Rachmy Diana(2),
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia(1)
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia(2) Corresponding Author PDF Full Text [File Size: 403KB]
Published : 2024-05-02
Article can trace at:
Article Metrics
Abstract Views: 289 times PDF Downloaded: 82 timesAbstract
Anak yang berasal dari latar belakang orang tua bercerai memiliki resiko mengalami hambatan pada perkembangan emosionalnya. Ada sebagian orang tua bercerai yang tetap sepakat berdamai dan mengasuh anak sebagaimana mestinya, sehingga anak tetap mendapatkan faktor protektif. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi peran dari faktor-faktor protektif dari orang tua bercerai terhadap perkembangan emosional pada anak. Peneliti memilih jenis dan pendekatan kualitatif deskriptif, subjek penelitiannya adalah anak yang berasal dari orang tua bercerai. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selain itu peneliti melakukan analisi data dengan cara mereduksi, menyajikan dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa kondisi perkembangan emosional pada anak, seperti perasaan sedih, benci pada orang tua, sulit beradaptasi, dan ada harapan bersatunya orang tua. Kondisi tersebut dapat teratasi dengan adanya beberapa faktor protektif berupa orang tua tetap sepakat memberikan kebutuhan lahir maupun batin, seperti kasih sayang yang tetap sama seperti sebelum bercerai, pendidikan yang tinggi, tempat tinggal yang layak, dan kebutuhan materi yang cukup.
Keywords
References
Andri, M., HR, M., & Khisni, A. (2020). The Ideal Age of Marriage as an Effort to Establish an Ideal Family. UNIFIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, 7(1), 70.
Ariani, A. I. (2019). Dampak Perceraian Orang Tua Dalam Kehidupan Sosial Anak. Phinisi Integration Review, 2(2), 257. https://doi.org/10.26858/pir.v2i2.10004
Arisdanni, H., & Buanasita, A. (2018). Hubungan Peran Teman, Peran Orang Tua,Besaran Uang Saku dan Persepsi Terhadap Jajanan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Anak Sekolah (Studi di SD Negeri Ploso 1/172 Kecamatan Tambaksari Surabaya Tahun 2017). Amerta Nutrition, 2(2), 189. https://doi.org/10.20473/amnt.v2i2.2018.189-196
Djuned, M., & Husna, A. (2022). Konsep Keluarga Ideal dalam Al-Qur’an: Kajian Tafsir Tematik. TAFSE: Journal of Qur’anic Studies, 5(1), 55. https://doi.org/10.22373/tafse.v5i1.12507
Elviandri, Farkhani, Dimyati, K., & Absori. (2018). The formulation of welfare state: The perspective of Maqāid al-Sharī’ah. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 8(1), 117–146. https://doi.org/10.18326/ijims.v8i1.117-146
Fajar, A. (2021). Analisa Sanctification of Parenting Orangtua terhadap Konsep Diri Remaja: Studi Kasus di Keluarga Dai. Komunika, 8(1), 1–11.
Fajrin, N. P., & Purwastuti, L. A. (2022). Keterlibatan Orang tua dalam Pengasuhan Anak pada Dual Earner Family: Sebuah Studi Literatur. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 2725–2734. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i4.1044
Fitri, A. N., Riana, A. W., & Fedryansyah, M. (2015). 9 perlindungan hak-hak anak dalam upaya peningkatan kesejahteraan anak. 45–50.
H Kara, O. A. M. A. (2014). Keluarga Harmonis Dan Implikasinya. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 7(2), 107–115.
Hasanah, N., & Sugito, S. (2020). Analisis Pola Asuh Orang Tua terhadap Keterlambatan Bicara pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 913.
Hidayati, L. (2021). Cerai Gugat: Telaah Penyebab Perceraian Pada Keluarga di Indonesia. Fenomena Tingginya Angka Perceraian, 3(1), 71–87. https://doi.org/10.36722/sh.v6i1.443
Jayne, R., & Alex, S. (2018). The Impact of Financial Hardship on Single Parents : An Exploration of the Journey From Social Distress to Seeking Help. Journal of Family and Economic Issues, 39(2), 233–242. https://doi.org/10.1007/s10834-017-9551-6
Kroese, J., Bernasco, W., Liefbroer, A. C., & Rouwendal, J. (2021). Single-Parent Families and Adolescent Crime: Unpacking the Role of Parental Separation, Parental Decease, and Being Born to a Single-Parent Family. Journal of Developmental and Life-Course Criminology, 7(4), 596–622. https://doi.org/10.1007/s40865-021-00183-7
Lidiawati, K. R. (2021). Psikoedukasi Parenting dan Kesehatan Mental Secara Online di Masa Pandemi. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 4, 309–319. https://doi.org/10.37695/pkmcsr.v4i0.1423
M., E. R. (2019). Pengaruh Keterbukaan Diri Suami Istri Terhadap Keharmonisan Keluarga Di Desa Titian Resak Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 2(1), 1. https://doi.org/10.24014/0.878930
Mahendra, J. P., Rahayu, F., & Ningsih, B. S. (2022). Dampak Keluarga Broken Home Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 5-6 Tahun (Studi Kasus Di Tk Sedesa Tegal Maja Lombok Utara). JUPE : Jurnal Pendidikan Mandala, 7(2), 562–566.
Manna, N. S., Doriza, S., & Oktaviani, M. (2021). Cerai Gugat: Telaah Penyebab Perceraian Pada Keluarga di Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora, 6(1), 11.
Marintan Marintan, D., & Priyanti, N. Y. (2022). Pengaruh Pola Asuh Demokratis terhadap Keterampilan Sikap Toleransi Anak Usia 5-6 Tahun di TK. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 5331–5341. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.3114
Massa, N., Rahman, M., & Napu, Y. (2020). Dampak Keluarga Broken Home Tehadap Perilaku Sosial Anak. Jambura Journal Community Empowerment, 1(1), 1–10.
Mathematics, A. (2016). Menggali Potensi Diri Anak Brokenhome Di Yayasan Madania Yogyakarta. 1–23.
Misniarti, H. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Melakukan Stimulasi Tumbuh Kembang Pada Anak Toddler Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Rejang Lebong. Journal of Nursing and Public Health, 10(1), 103–111.
Mulidah, N., & Saleh, A. (2022). Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap Perilaku Penyimpangan Siswa Di SMP Negeri 2 Plered. Paedagogie: Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 3(01), 73–105. https://doi.org/10.52593/pdg.03.1.05
Mutia, C. (2023). kasus-perceraian-di-indonesia-melonjak-lagi-pada-2022-tertinggi-dalam-enam-tahun-.
Nabila, & Aditya, Y. (2022). Perbandingan Marital Attitudes Antara Dewasa Muda Dari Keluarga Utuh Dan Bercerai. 11(April).
Nurhalisa, R. (2021). Tinjauan Literatur: Faktor Penyebab dan Upaya Pencegahan Sistematis Terhadap Perceraian. Media Gizi Kesmas, 10(1), 157.
Sari, A., Taufik, T., & Sano, A. (2017). Kondisi Kehidupan Rumah Tangga Pasangan Sebelum Bercerai dan Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 4(3), 41–51. https://doi.org/10.29210/113400
Sary, Y. N. E. (2022). Kesehatan Mental Emosional Korban Perceraian pada Anak Usia Dini di Panti Asuhan. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(4), 3680–3700.
Sholahuddin Ashani, M. M. (2021). Peranan Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Dalam Membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Pada Masyarakat Kecamatan Panyabungan Selatan. Cybernetics: Journal Educational Research and Social Studies, 2, 54–65. https://doi.org/10.51178/cjerss.v2i4.309
Suhartono, & Faiz Naufal. (2022). Konsep Pendidikan Pernikahan dalam Mempersiapkan Keluarga Sakinah Mawadah Wa Rahmah. At Turots: Jurnal Pendidikan Islam, 3(2), 110–119.
Tri Setyo, T. (2019). 5 Negara dengan Tingkat Perceraian Paling Tinggi di Dunia.
Wimanda, K. A., Herdiana, I. K. E., Psikologi, F., & Airlangga, U. (1851). Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Pengaruh Social Support terhadap Resiliensi Remaja Putri dengan Latar Belakang Orangtua Bercerai. 2(1), 539–547.
Yulika, N. C. (2023). Mahasiswa UI Bunuh Diri Diduga karena Masalah Keluarga. Liputan6.
Refbacks
- There are currently no refbacks.